REPUBLIKA.CO.ID,SUNGAI RAYA -- Gubernur Kalimantan Barat Cornelis memastikan pemulangan para eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ke daerah masing-masing mulai Jumat (22/1). Pemuangan dilakukan dalam tiga tahap.
Cornelis menjelaskan, pemulangan itu merupakan opsi terakhir demi keamanan dan keselamatan mereka. "Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka akan kita pulangkan karena ini juga demi mereka sendiri. Jadi tidak seharusnya ada yang tidak mau pulang, karena ini untuk keamanan mereka," katanya saat mengunjungi penampungan eks Gafatar di Sungai Raya, Kamis (21/1).
Cornelis juga berjanji, selama di penampungan, para pengungsi eks anggota Gafatar tersebut akan diberikan perlindungan penuh dan segala kebutuhan mereka akan dipenuhi, sampai mereka semua dipulangkan. "Berkaca pada kasus ini, bukan berarti kami masyarakat Kalbar tidak mau menerima siapa saja yang datang kemari," katanya. (Eks Gafatar di Singkawang Bersiap Direlokasi).
Kalbar, kata dia, akan menerima masyarakat yang datang dengan baik-baik. "Tidak menimbulkan keresahan dan sesuai prosedur, tentu kita terima dengan baik juga," katanya. Pada kesempatan itu, dia meminta kepada para eks anggota Gafatar dapat menerima keputusan tersebut dan bisa kembali mengikuti ajaran agama yang sesuai dan tidak menyimpang.
Kadispen TNI AL Laksamana Pertama TNI M Zainuddin mengatakan, pengungsi eks Gafatar dari Mempawah akan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing dengan menggunakan tiga Kapal Republik Indonesia (KRI). Tiga KRI tersebut adalah KRI Teluk Gili Manuk yang dapat memuat 350 penumpang, KRI Teluk Banten yang memuat 590 penumpang, dan KRI Teluk Bone yang mampu memuat 589 penumpang.
"Untuk KRI Gili Manuk saat ini sudah berada di Pontianak dan tiba pagi tadi. Sementara untuk KRI Banten dan Bone akan tiba di Pontianak pada tanggal 23 Januari," katanya.