REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Eksekutif Pusat Kajian Asia - Afrika, Dadan Suryadipura menuturkan Afrika kini mulai berkembang sebagai negara-negara yang potensial untuk menjalin kerja sama. Kerja sama multilateral dengan negara-negara Afrika dinilai sangat potensial.
Dadan menilai tak hanya kerja sama dalam segi industri, tapi juga politik. Kerja sama ini dapat saling menguntungkan dari sisi dukungan politik di forum-forum internasional.
"Di tingkat multilateral, kerja sama akan memberikan keuntungan sendiri bagi semua negara. Misalnya di PBB kalau kerja sama sudah kuat nanti di forum PBB bisa memberikan suara yang saling mendukung," kata Dadan kepada Republika.co.id usai menjadi salah satu pembicara di Seminar Internasional 'Indonesia - Africa Relations' di Museum Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/1).
Menurutnya saat ini, suara-suara di forum internasional dikuasai negara-negara barat seperti Amerika dan Uni Eropa. Karenanya negara lain perlu bersatu saling mendukung.
Hal ini bisa diawali dengan kerja sama dari berbagai aspek dengan Afrika. Mulai dari perdagangan, industri, serta investasi jangka panjang. Dengan begitu hubungan yang kuat bisa menjadi dasar dukungan tersebut.
"Indonesia harus mengambil peran yang lebih karena menjadi sumber keuntungan juga. Indonesia bisa melihat Afrika ini sebagai partner yang strategis," ujar dia.
Ia menilai negara-negara di Afrika mulai berkembang. Meskipun banyak diterpa isu soal terorisme, kelaparan, dan penyebaran penyakit berbahaya.
Oleh karena itu dalam seminar internasional hubungan Indonesia - Afrika dipaparkan bagaimana peluang besar menjadikan Afrika lahan investasi dan kerja sama.