REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang gay, Firmansyah, mengaku kalau dia adalah salah seorang pendiri Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC). Wajah Firmansyah bahkan muncul dalam poster yang menawarkan konseling bagi LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) atau lebih dikenal di masyarakat dengan homo dan lesbian. Siapa sebenarnya Firmansyah itu?
Melalui http://melela.org/firmansyah/, disebutkan bahwa Firmansyah adalah alumnus Fakultas Ekonomi UI yang lulus pada 2015. Ia sekarang bekerja sebagai analis bisnis di salah satu perusahaan induk di Indonesia. Laman ini juga menyebut kalau Firman adalah cofounder dan treasurer di SGRC-UI.
(baca:Konseling Homo dan Lesbian Mahasiswa UI Hebohkan Media Sosial)
Melongok Twitter Firmansyah dalam akun @firmanisme juga menampilkan sejumlah foto terkait dengan hubungan asmara LGBT. Misalnya, foto perkawinan dua orang laki-laki, foto laki-laki yang mau ciuman, ataupun dua tentara yang memadu kasih berpegangan tangan.
Firmansyah melalui http://melela.org/firmansyah/ mengaku pertama kali melela pada tingkat akhir di masa SMA. "Keputusan saya melela adalah karena saya lelah harus berbohong kepada sahabat saya mengenai orientasi seksual saya. Tidak mudah mengambil keputusan untuk melela karena saya takut sahabat saya menjauh setelah dia mengetahui bahwa saya seorang gay. Hal ini juga yang mungkin dirasakan teman-teman gay lainnya saat ingin melela ke teman mereka. “
(Baca:Ini Klarifikasi SGRC-UI terkait Isu Penyebaran Homo-Lesbian di Kampus UI)
Firman mengaku menyadari ketertarikan terhadap laki-laki ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, renang merupakan salah satu mata pelajaran yang saya hindari. Rasanya saya mengerti alasan mengapa saya tidak bisa renang sampai saat ini: saat yang lain belajar renang, saya harus menghadapi tekanan berada satu kamar bilas dengan orang yang saya sukai.
Semakin beranjak dewasa, Firman mengaku makin yakin dengan orientasi seksualnya. "Saya bukan seorang gay yang meratapi nasib menjadi gay di pojok ruangan dan pasrah dengan keadaan. Saya ingin orang lain melihat saya dari kemampuan dan keahlian saya, bukan orientasi seksual saya.”