REPUBLIKA.CO.ID, NUSA PENIDA -- Petani rumput laut di perairan Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung itu mengeluh, karena produksinya rendah akibat pengaruh musim pancaroba.
"Produksi rumput laut tidak maksimal, akibat kondisi air laut yang panas sehingga pengembangan rumput laut tidak memberikan harapan," kata salah seorang petani rumput laut Ni Kadek Sulianti, Jumat (22/1).
Petani rumput laut asal Banjar Pendem, Desa Ped, Nusa Penida itu mengeluhkan harga rumpu laut anjlok tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
"Saya tidak bisa berbuat banyak kondisi sekarang ini, harga rumput laut jenis spynusum November-Desember 2015 masih berkutat Rp 1.000/kg awal tahun 2016 menjadi Rp 1.500/kg," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan I Made Pikal, rendahnya produksi rumput laut akibat faktor cuaca panas yang menghambat pertumbuhan rumput laut. Musim kali paling paling anjlok dari tahun sebelumnya.
Jenis rumput spynusum yang paling terasa kena dampak perubahan cuaca, sementara rumput laut jenis katoni masih bisa lega, karena harganya cukup membaik dari Rp
4.000 menjadi Rp 6.000/kg.
Penghasil rumput laut jenis katoni antara lain pesisir timur Nusa Penida mulai dari Pantai Manjuh sampai Desa Suana. Bahkan harga rumput laut kualitas baik itu dulu bisa mencapai Rp 15.000/kg.
Produksi rumput laut Nusa Penida selain harganya murah, juga produksinya menurun. Kondisi demikian menyebabkan suhu air laut naik, padahal pengembangan rumput laut sangat tergantung suhu air laut.
Menurut I Nyoman Landep dari unit pelayanan dan pengembangan Kabupaten Klungkung harga mata dagangan rumput lut kini semakin anjlok.
Cuaca menjadi penyebab turunnya produksi rumput laut, pada tahun 2015 mengalami penurunan hingga 30 persen. Menurutnya, anjloknya harga rumput laut Nusa Penida juga dipengaruhi hasil produksi daerah di luar Bali seperti di Sulawesi yang produksinya sangat bagus.
Masyarakat setempat yang sebagian besar menggantungkan harapannya pada komoditas rumput laut kini mengeluh, karena harga sangat murah. Padahal rumput laut Nusa Penida, Kabupaten Klungkung memiliki kualitas bagus yang ditampung oleh pengusaha dari Surabaya, Jawa Timur, setelah melalui memprosesan di ekspor ke Jepang dan Cina.
Harga rumput laut yang menjadi keluhan masyarakat Dusun Semaya Nusa Penida, karena sebagian besar masyarakat setempat mengandalkan mata pencaharian dari pengembangan rumput laut, sehingga dari segi ekonomi sekarang mereka tidak berdaya.
I Made Darman, seorang pengempul rumput laut di Dusun Semaya, Nusa Penida, mengatakan petani rumput laut kini produksinya menurun tajam akibat pengaruh angin yang cukup kencang.