Jumat 22 Jan 2016 21:06 WIB

Golkar Kubu Ical: Rapimnas Diatur dalam AD/ART Partai

Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal Bakrie (kedua kanan)bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG) Ulla Nuchrawatty (kanan) menyanyikan lahu indonesia raya seaat jelang pelantikan pengurus Pimpinan Pusat Kes
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal Bakrie (kedua kanan)bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG) Ulla Nuchrawatty (kanan) menyanyikan lahu indonesia raya seaat jelang pelantikan pengurus Pimpinan Pusat Kes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical) berharap partai pohon beringin itu ke depannya lebih baik. Karena itu, ia meminta di tengah konflik jangan ada pihak atau elemen partai mencoba melakukan provokasi.

Fungsionaris DPP Golkar, kubu Ical, Muhammad Risman Pasigai, di Jakarta, mengungkapkan, saat ini ada pihak yang menuding Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 23 Januari 2016 sebagai tindakan akal-akalan. Rapimnas itu bahkan disebut ilegal oleh Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) dan kubu Golkar Agung Laksono.

Tudingan itu, menurut dia datang karena tidak paham dengan AD/ART Partai Golkar. "Lebih baik mereka membaca ulang aturan partai sebelum bicara. Masa Rapimnas dianggap sebagai upaya akal-akalan? Orang itu diatur kok dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART)," kata Risman di Jakarta, Jumat (22/1) siang.

Ia menolak tudingan Rapimnas dimaksud untuk memperkeruh suasana. Rapimnas maupun Munas (Musyawarah Nasional) adalah langkah konstitusional bukan permainan opini.

"Justru sebaliknya, mereka yang tidak mau ikut Rapimnas berarti tidak berharap Golkar menjadi lebih baik dan selalu berjalan di atas konstitusi," ucap Risman lagi.

"Menuduh Aburizal Cs memperkeruh suasana itu provokatif. Mereka melakukan ini agar Golkar ini tambah buruk. Kelompok anak muda dan kubu Agung sebaiknya berhentilah membangun opini yang semakin memperburuk citra Golkar."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement