REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR, Refrizal menuturkan, keputusan Presiden Jokowi melakukan groundbreaking kereta cepat Jakarta-Bandung, Kamis (21/1), terkesan tergesa-gesa.
"Jangan kaget-kagetan, Pak Jokowi terlalu kaget-kaget atau terlalu cepat,"ujarnya dalam diskusi bertema 'Dibalik Proyek Kereta Cepat' di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (23/1).
Menurutnya masih banyak yang perlu dibenahi sebelum benar-benar melaksanakan pembangunan kereta cepat tersebut. Ia juga menyoroti ketidaksamaan pandangan antarkementerian terkait, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam memandang persoalan ini.
Refrizal khawatir, jika peletakan batu pertama hanya sebatas seremonial belaka. Jangan sampai, kata dia, peletakkan batu kedua dan proses pengerjaannya baru akan dikerjakan dalam beberapa tahun kemudian.
"Ini masalah prioritas. bekerja, ada tahapan dan prioritas," ucap dia.
Di tempat yang sama, anggota Komisi V DPR Epyardi Asda membeberkan kekecewaan Jepang kepada Indonesia yang lebih memilih Cina untuk menggarap proyek ini saat melakukan kunjungan kerja ke negeri Sakura tersebut.
Bicara soal urgensinya, ia mengaku keberadaan kereta cepat belum layak dan belum benar-benar dibutuhkan. Mengingat masih ada moda transportasi lain yang bisa digunakan, serta pendeknya jarak tempuh antar kedua kota tersebut.
"Kecuali kalau kereta cepat dibuat untuk Jakarta-Surabaya, sebab jaraknya jauh tapi waktu tempuh bisa lebih cepat. Kalau Bandung belum (layak)," ucap dia.