REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat kembali diterjang badai salju pada Jumat (22/1) yang membawa salju setinggi 61 cm. Pemerintah menyarankan lebih dari 50 juta penduduk untuk tetap berada di rumah seiring angin bertiup ke arah utara.
Ibu kota AS, Washington mencatat salju tertingginya pada ketinggian 76 cm saat diterjang badai pada Ahad lalu. Delapan orang telah tewas karena badai. Enam negara bagian mendeklarasikan keadaan darurat.
Sekitar 6.000 penerbangan terpaksa dibatalkan. Menurut prakiraan cuaca, sistem cuaca menyebabkan badai mulai dari Arkansas di selatan menuju Massachusetts di timur laut. Supermarket dan pasar-pasar telah kehabisan pasokan makanan sejak Jumat.
Dalam laporan BBC, pemerintah federal AS menutup kantor sementara Presiden AS Barack Obama tetap berada di Gedung Putih. Sistem transportasi Washington yang merupakan sistem akomodasi tersibuk kedua di AS ditutup selama akhir pekan. Banyak acara termasuk konser-konser dibatalkan.
Salju pertama mulai turun Jumat di Washington. Layanan Cuaca Nasional mengatakan salju kali ini adalah salah satu badai terburuk dalam sejarah kota. Penduduk di Virginia dan Maryland telah diperingatkan bahwa salju kali ini bisa lebih buruk dari rekor sebelumnya pada 1922.
Walikota New York, Bill de Blasio juga telah memperingatkan agar penduduk bersiap. Direktur Layanan Cuaca Nasional Louis Uccellini mengatakan sistem badai salju kali ini berpotensi jadi badai berbahaya dan ekstrem yang bisa berimbas pada 50 juta orang.