REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS -- Seorang balita berusia tiga tahun harus berjuang melawan leukimia dengan 900 prosedur pengobatan. Balita itu dilibatkan dalam percobaan pengobatan leukimia yang dapat mengurangi efek samping kemoterapi jangka panjang.
George O'Shaughnessy telah didiagnosa mengalami leukimia limfoblastik akut (ALL) sejak November 2014. Kanker yang dideritanya merupakan jenis yang paling umum diderita seorang balita.
Biasanya, efek samping langsung pengobatan adalah rambut rontok dan mual. Sedangkan saat mereka mencapai usia dewasa, efeknya dapat merambat ke penyakit jantung dan masalah kesuburan, bahkan kanker sekunder.
George dari Kota Portsmouth menjadi bagian dari uji coba di Inggris untuk mencari dan meminimalkan efek samping pengobatan. Selama satu tahun terakhir, dia diberikan dosis bervariasi dan kombinasi obat kemoterapi untuk menemukan dosis yang tepat. Hal itu, agar dapat mengurangi efek samping.
Salah satu konsultan dokter anak, Louise Millard dari rumah sakit Queen Alexandra di Kota Portsmouth telah mencoba kelima orang balita, termasuk George.
"Ini bukan hanya tentang obat, tetapi kualitas hidup juga. Wanita yang telah menderita leukemia saat anak akan mengalami menopause karena kemoterapi, sedangkan laki-laki mungkin tidak menghasilkan sperma. Kemoterapi dan radiasi juga dapat menyebabkan masalah jantung di kemudian hari," kata dia.
"Kami tahu bagaiman obat bekerja, jadi uji coba seperti ini bukan pengobatan baru, namun menggunakan obat yang ada dengan cara yang berbeda."
Pengobatan leukimia biasanya terbagi dalam tiga tahap. Pertama membunuh sel-sel leukemia di dalam sumsum tulang dan mengembalikan keseimbangan sel dalam darah. Kedua, membunuh sel-sel leukemia yang tersisa di sistem pusat. Ketiga, yang dikenal sebagai pemeliharaan dan melibatkan dosis umum kemoterapi untuk mencegah leukemia kembali.
Saat ini, George dalam tahap pemeliharaan dengan mengkonsumsi tablet kemoterapi harian. "Kami hanya melakukan perawatan leukemia dengan uji klinis, jadi kami sepakat George mengambil bagian dan tidak hanya untuk melindungi kesehatan. Tapi juga kesehatan anak di masa depan," kata ibu George, Amy (31).