REPUBLIKA.CO.ID, SPIJKENISSE -- Politisi kontroversial sayap kanan Belanda dan pembenci Islam yang utama, Geert Wilders membagikan 'semprotan pertahanan diri' untuk kaum hawa. Ia mengatakan, perempuan harus khawatir dengan apa yang disebutnya sebagai 'bom terstosteron Islam'.
Dilansir Aljazirah, aksi publisitas Wilders tersebut dilakukan di kota Spijkenisse dekat Rotterdam pada Sabtu (23/1). Pernyataan Wilders diungkapkan menanggapi serangan seksual yang terjadi pada Tahun Baru di Cologne, Jerman.
Wilders yang dikelilingi pengawal dan polisi mengunjungi pasar untuk membagikan semprotan berisi cat merah. Di tengah kios yang menjual sayuran, ikan, bunga dan bagian-bagian sepeda, Wilders mendapat sambutan selamat datang dari puluhan pendukung.
Tapi ada juga sekelompok kecil yang menolak dan menyerukan beberapa hal termasuk, "Pengungsi diterima, rasisme tidak". (Baca: Keamanan Israel Tembak Mati Gadis Kecil Palestina).
Pemimpin Freedom Party tersebut mengtakan, jika ia terpilih ia akan segera menutup perbatasan dan tak akan menerima lebih banyak para pencari suaka. Ia mengatakan, Belanda tak sanggup menerima lebih banyak pendatang.
"Orang-orang di Belanda mayoritas tak menginginkan, itu membuat warga dan perempuan lebih aman," kata Wilders.
Semprotan perlindungan yang dibagikan Wilders legal seperti halnya semprotan merica. Semprotan tersebut akan meninggalkan noda merah pada penyerang selama beberapa hari.
Leontine Maris merupakan salah satu perempuan pertama yang mendapat semprotan tersebut. Perempuan 53 tahun itu mengatakan, ia mendukung Wilders meski tak setuju dengan beberapa komentar ekstremnya. Ia mengatakan, tak hanya takut pada para migran tapi juga pria Belanda.
Sekelompok kecil demonstran yang dijaga polisi meneriakan slogan-slogan menentang Wilders. Mereka mengatakan, "Wilders rasis, bukan feminis". Sepuluh demonstran perempuan ditangkap karena tak memiliki izin.