Ahad 24 Jan 2016 09:24 WIB

Jokowi Batal Tanam Pohon di Bantaran Sungai Bengawan Solo

Rep: Edy Setiyoko/ Red: M Akbar
Presiden Jokowi tinjau lahan yang terbakar.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi tinjau lahan yang terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal melakukan tanam penghijauan di urban forest bantaran Sungai Bengawan Solo, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Ahad (24/1).

Presiden Jokowi yang berada di Solo sejak Jum'at (22/2), dijadwalkan melakukan penanaman penghijauan serentak pukul 07.00 WIB. Hingga pukul 08.00 WIB juga belum nampak di lokasi. Yang hadir justru Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Siswandi.

Jenis tanaman Bisbol Mentega atau Diopros Discobar yang semula ditanam Presiden RI, langsung diganti Pangdam IV/Diponegoro. Warga sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo yang menunggu kehadiran sejak pagi, kecewa tidak bisa ketemu Jokowi.

Tidak diketahui persis ketidakhadiran kepala negara. Padahal, ia sejak pagi mengikuti jalan sehat bersama penikmat Car Free Day/ (CFD). Banyak yang melihat Jokowi jalan kaki dari perempatan Gendengan hingga Gladag sejauh tiga kilometer. Anak sulung Hj Soejiatmi Notomiharjo itu mengenakan kemeja putih digulung dipadu celana hitam.

Praktis acara tanam serentak penghijauan dilakukan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Siswadi, didampingi Danrem 074/Warastratama Kolonel TNI Toto Nugroho, Walikota terpilih 2015-2020 Hadi Rudyatmo, dan jajaran Ormas kepemudaam mahasiswa, dan warga sekitar.

Pencanangan sejuta pohon, kata Pangdam, untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan, membuka ruang terbuka hijau, ketersediaan udara segarm sarana rekreasi, sumber kegiatan masyarakat bermanfaat ekonomis. Juga untuk menjaga tanah longsor, dan banjir.

Penanaman pohon pengijauan serentak ini dilakukan dengan pola padat karya. Jenis pohon yang ditanam buah rambutan, jambu air, sirsat, trembesi, sukun, dan sebagainya. Pemerintah melibatkan masyarakat dalam menaman dan merawat pohon. ''Semoga tumbuh sumbur dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar,'' harap Pangdam.

Pangdam berharap, program penghijauan dengan pola padat karya mampu melibatkan seluruh elemen masyarakat. Jajaran TNI, Polri, Ormas, pemuda, mahasiswa, dan masyarakat sekitar, musti dilibatkan. Dimana ada ruang kosong, kata Pangdam, ''mari kita tanam pohon sebanyak mungkin''.

Seluruh lapisan masyarakat wajib menanam, menjaga dan merawat. Dan, pohon yang ditanam ini menrupakan investasi dimasa mendatang. Diharapkan, kelak mendatangkan manfaat bagi warga sekitar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement