Ahad 24 Jan 2016 10:13 WIB

Kombespol Krishna Murti, Ingin Jadi Polisi Seperti di Film

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombespol Krishna Murti
Foto: Republika/Krishna Murti
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombespol Krishna Murti

REPUBLIKA.CO.ID, Sebelumnya masyarakat mungkin tidak mengenal sosok Krishna Murti sebagai salah satu anggota Polri yang belakangan populer sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya karena berhasil mengungkap sejumlah kasus yang menyita perhatian publik.

Sejak 13 Mei 2015, anggota berpangkat komisaris besar polisi (kombes pol.) itu resmi menjabat Direskrimum Polda Metro Jaya menggantikan Kombes Pol. Heru Pranoto.

Krishna mengisahkan saat berusia muda tidak terpikirkan untuk menjadi anggota Polri yang melekat dengan seragam serba cokelat itu. "Rata-rata tidak tahu polisi maunya jadi reserse. Akan tetapi, kalau anak polisi, ingin menjadi lalu lintas, kalau saya kan tidak tahu polisi karena tidak mengerti," kata Krishna.

Setelah malang melintang menjadi bagian dari Polri, pria kelahiran 15 Januari 1970 itu ingin membawa perubahan positif terhadap wibawa, karakter, dan "image" anggota Polri. Krishna menyatakan salah satu kebijakan perubahan itu, yakni gaya polisi harus seperti dalam tayangan film.

Agar polisi bisa menjadi idola masyarakat, Krishna berpandangan anggota itu harus berpakaian yang menarik, misalnya celana bermodel, karena polisi satu-satunya institusi yang setiap hari masuk media televisi. Krishna membandingkan Polri dengan instansi lain, seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau pejabat pemerintah daerah (pemda) yang masuk pemberitaan media massa saat menggelar "event" saja.

Menurut perwira menengah kepolisian itu, saat ini kamera televisi maupun media massa lain merupakan "branding" bagi penampilan anggota Polri dalam mengamankan, mengungkap kasus, maupun tugas mengatur lalu lintas. Demikian, Krishna menekankan juga aparat kepolisian tidak hanya mengandalkan penampilan namun harus ditunjang dengan kemampuan dalam mengungkap kasus.

"Kalau pengungkapan bagus, penampilan tidak bagus akan percuma. Jadi, keduanya harus bagus," tutur lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 itu. Salah satu branding untuk meningkatkan karismatik anggota Polri dengan mengenakan "merchandise" bertuliskan "Turn Back Crime" (TBC).

Krishna memopulerkan branding TBC yang menempel pada kaus biru tua dengan tulisan kuning dan putih agar masyarakat mudah mengingat keberadaan anggota Polri ketika terjadi tindak pidana. Ia menilai anggota Polda Metro Jaya tidak dapat dibandingkan dengan anggota Polri di Bandung, Medan, Makassar, maupun kota besar di seluruh Indonesia.

"Polda Metro Jaya sebanding dengan (polisi) New York, Tokyo, London, dan Beijing. Bahkan, Singapura dan Kuala Lumpur tidak sebanding," ucap Krishna.

Oleh karena itu, anggota Polda Metro Jaya harus meniru gaya anggota di kota besar negara lain dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dan penampilan bagus.

Bahkan, Krishna mencetuskan moto "komandan keren itu sudah biasa tapi anak buah lebih itu luar biasa" sehingga anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya harus berpenampilan menarik didukung kemampuan yang terbaik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement