REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Sabtu (23/1), bahwa AS dan Turki telah menyiapkan solusi militer untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Ini mendorong pemerintah Suriah dan pemberontak segera mencapai penyelesaian politik.
"Kita tahu akan lebih baik jika kita bisa mencapai solusi politik tapi kami menyiapkan, kalau itu tak memungkinkan, solusi militer untuk operasi menyingkirkan Daesh," ujar Biden dalam sebuah konferensi pers setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu. Daesh merupakan singkatan bahasa Arab untuk ISIS.
Seorang pejabat AS kemudian menjelaskan, bahwa Biden berbicara mengenai solusi militer untuk ISIS dan bukan Suriah secara keseluruhan.
Biden mengatakan ia dan Davutoglu juga membahas bagaimana kedua sekutu NATO akan dapat melanjutkan dukungan bagi pemberontak Sunni untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. AS telah mengirimkan puluhan pasukan tentara khusus untuk membantu pemberontak melawan ISIS di Suriah meski pasukan tak ditempatkan di lini depan pertempuran.
Bersama sekutunya Washington juga melakukan serangan udara melawan ISIS yang menguasai wilayah besar di Suriah dan Irak. Mereka juga mendukung pasukan oposisi berjuang melawan ISIS.
Pada hari pertama kunjungannya, Biden bertemu anggota partai berkuasai AKP, partai oposisi CHP dan partai pro-Kurdi HDP. Dia juga mengkritisi pemerintah Turki yang melakukan intimidasi terhadap media, membatasi kebebasan interet dan menuduh akadimisi melakukan penghianatan.
Namun menanggapi hal itu, Davutoglu mengatakan Biden tak berbicara dengan orang yang tepat untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai apa yang terjadi.