Ahad 24 Jan 2016 17:34 WIB

Tiga Potensi Kampung Badud

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Friska Yolanda
Saung di Kampung Badud
Foto: Fuji EP/Republika
Saung di Kampung Badud

REPUBLIKA.CO.ID, Kampung Badud berada di dataran tinggi. Jumlah warga Kampung Badud di Dusun Margajaya sekiar 400 jiwa. Rumah warga di Kampung Badud, satu dengan yang lainnya berjauhan. Di setiap punggungan bukit, rata-rata ada sekitar lima sampai sepuluh rumah.

Jalan dari punggungan bukit ke punggungan bukit yang lain berupa tanah dan bebatuan. Kondisi ini sangat menggambarkan suasana perdesaan pada zaman sebelum kemerdekaan. Selain itu, suasana perdesaan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari kota-kota besar.

Ada tiga potensi di Kampung Badud. Di antaranya, wisata budaya, body rafting di Sungai Cijulang yang melintasi Kampung Badud, dan sirkuit untuk sepeda motor trail. Tiga potensi inilah yang diharapkan warga Kampung Badud menjadi daya tarik wisata.

Dalang Badud, Haer, mengatakan, setiap bulan sudah banyak pengunjung yang menggunakan sirkuit motor trail. Selain itu, tidak sedikit yang sengaja datang ke Kampung Badud untuk berkemah. “Potensi-potensi ini jika dikembangkan diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat Kampung Badud,” katanya.

(Baca: Seni Budaya Badud Pangandaran, Hiburan Rakyat yang Semakin Tergerus Masa)

Sungai Cijulang yang melintas sisi Kampung Badud juga selama satu tahun terakhir karap digunakan untuk kegiatan body rafting. Wisata body rafting yang sedang populer ini juga jika dikemas dengan baik akan dapat menjadi daya tarik. Sebagai contohnya, tiga potensi wisata yang ada di Kampung Badud dikemas menjadi satu kesatuan paket wisata.

Untuk wisata budaya, sudah disediakan lapangan berumput di atas bukit. Di sana, dibangun saung-saung khas zaman dulu untuk para pengunjung. Di sana juga dijadikan tempat untuk menggelar kesenian badud.

Sebelum sampai ke lapangan tempat pagelaran seni budaya badud, pengunjung harus melewati jembatan gantung sepanjang 50 meter dengan ketinggian sekitar 40 meter. Jembatan gantung ini menghubungkan Kampung Badud dengan kampung dan desa lainnya. 

“Jembatan gantung ini juga kerap dijadikan tempat berfoto. Tapi, pengunjung harus hati-hati karena jebatan ini bergoyang saat dilalui,” kata Haer.

Pegunjung membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Pantai Pangandaran menuju Kampung Badud. Dari Pangandaran menuju Kecamatan Parigi. Kemudian, masuk ke Desa Margacinta. Selanjutnya, melewati jalan kecil sejauh tujuh kilometer menuju Kampung Badud. Kontur jalannya naik-turun dan berkelok. Melewati ladang, kebun, dan hutan. Jalur ini cocok bagi pengunjung yang senang berpetualang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement