REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Golkar akan memutuskan apakah Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) atau tidak. Dari pandangan umum sebagian pemilik suara Munaslub, sebagian besar DPD Provinsi menginginkan Munaslub digelar.
Kalau Munaslub dilaksanakan, selanjutnya akan menjadi pertanyaan siapa yang akan mengajukan diri sebagai calon ketua Umum Golkar.
Senior partai Golkar yang juga Presiden Ketiga RI, BJ Habibie dalam pesannya saat pembukaan Rapimnas mengatakan, Golkar harus belajar dari sejarah pemimpin bangsa Indonesia. Habibie menceritakan usia tokoh besar nasional saat memimpin Indonesia, seperti Presiden Sukarno yang menjabat pada usia 44 tahun, Presiden Kedua RI, Soeharto yang juga berada di puncak kekuasaan di usia 44 tahun.
Cuplikan kisah sukses kedua tokoh itu bukan tanpa sebab, ahli pembuatan pesawat terbang ini memberi pesan agar Golkar melakukan estafet kepemimpinan. “Saudara, mumpung Anda masih hidup, binalah dan bukalah pintu untuk pimpinan nasional melalui pimpinan partaimu dan memberikan pada mereka yang usianya antara 40 (tahun) dan 60 (tahun). Harus, Dik! Kalau bukan Anda, siapa lagi,” kata Habibie dengan suara tegas, Sabtu (23/1) malam.
Ungkapan itu mengisyaratkan tak ada peluang lagi bagi Aburizal Bakrie dan Agung Laksono untuk kembali mencalonkan diri di Munaslub. Usia kedua Ketua Umum Golkar beda versi ini sudah menginjak di atas 60 tahun. Kalau partai berlambang pohon beringin ini mengikuti saran Habibie, generasi setelah Ical dan Agung yang berpeluang maju sebagai calon ketua umum.
Nama-nama yang muncul antara lain, Ade Komaruddin, Idrus Marham, Mahyudin, Aziz Syamsuddin, Agus Gumiwang, hingga Priyo Budi Santoso. Sebagian dari mereka bahkan sudah menyatakan diri siap untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar kalau munaslub dilaksanakan.
“Kalau ada Munaslub, ya saya siap saja jadi Caketum (Calon Ketua Umum), apalagi Pak Habibie bilang kader muda,” kata politikus Golkar, Mahyudin di sela Rapimnas.
Sebagian lagi masih wait and see, sembari menghitung peluang dari dinamika yang terjadi di lingkup partai Golkar. Termasuk, menunggu kepastian apakah Munaslub jadi keputusan Rapimnas yang diklaim sudah menjadi kesepakatan dua kubu bersama tokoh senior Golkar. Keputusan final rapimnas baru akan dibacakan Senin (25/1).
“Kalau (pencalonan ketum) itu masih jauh kan, kita lihat perkembangan yang ada. Jadi tidak mudah memutuskan hal seperti itu,” kata Ade Komaruddin.
Bahkan, Idrus Marham yang disebut-sebut menjadi salah satu kandidat menggantikan Ical hanya terkekeh saat ditanya kesiapannya untuk maju sebagai caketum Golkar. “Kalau saya (maju caketum) didukung tidak?” kata Idrus sembari tertawa.