REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Jenazah Sumyati Padili, tenaga kerja wanita (TKW) asal Banten, dievakuasi dari Suriah ke Lebanon untuk dipulangkan ke Indonesia, Kamis lalu.
"Proses evakuasi jenazah Sumyati ini sempat dihadang badai Yohan di Suriah, namun berhasil juga sampai ke Lebanon," kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Damaskus, AM Sidqi kepada wartawan, Ahad (24/1) petang.
Evakuasi jenazah ke Beirut sengaja dipercepat sehari untuk menghindari tertutupnya perbatasan Suriah-Lebanon akibat badai salju Yohan. Badai Salju Yohan merupakan fenomena alam tahunan yang melanda Tanah Syam, meliputi Palestina, Lebanon, Suriah hingga Jordan.
Jenazah akan diterbangkan ke Indonesia pada Senin (25/1) besok, melalui Bandara Internasional Beirut.
Percepatan evakuasi jenazah Sumyati ke Bairut itu merupakan perintah dari Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto. "Sebelum badai salju Yohan bertambah besar, segera saya perintahkan staf KBRI terkait agar segera bergerak dan bersiap menembus badai salju," kata Dubes Harjanto.
TKW kelahiran Serang, Banten 13 Januari 1989 itu mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Muasaat Damaskus pada awal Januari akibat penyumbatan pembuluh darah di otak. Sumyati tercatat sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) karena dikirim pascapenangguhan pengiriman TKI ke Suriah pada September 2011.
Dalam sebulan terakhir, KBRI Damaskus menangani tiga kasus kematian TKW. Selain Sumyati, juga Ani Sumarni Umar Toha yang dikuburkan di Suriah dan pada 3 Januari, TKW korban TPPO bernama Lili Mariana Harisadi bunuh diri di rumah majikannya dan dikuburkan pada 18 Januari 2016 di Damaskus.