REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Iran menangkap sekitar 100 orang terkait serangan terhadap kedutaan Arab Saudi yang menyebabkan pemutusan hubungan diplomatik antara Riyadh dengan Teheran.
"Sejak serangan itu, sekitar 100 orang tertangkap, beberapa di antaranya telah dibebaskan," kata juru bicara lembaga peradilan setempat, Gholamhossein Mohseni Ejeie seperti yang dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA, Ahad (24/1).
Penjarahan kantor kedutaan pada awal bulan ini telah memicu kutukan dari semua pihak berwenang. "Kami menangkapnya segera serta bertindak serius," katanya. Salah satu pelaku ditangkap di luar negeri dan telah dikembalikan ke Iran.
"Orang tersebut memberikan perintah kepada orang-orang yang memasuki kedutaan," kata Ejeie tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Para pengunjuk rasa menyerbu dan membakar Kedutaan Riyadh di Teheran dan kantor kosulatnya di Mashhad, kota kedua Iran, pada 2 Januari untuk memprotes hukuman mati terhadap ulama terkemuka Arab Saudi yang berasal dari kelompok minoritas Syiah. Kerajaan Arab Saudi dan beberapa sekutunya pada hari berikutnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah insiden tersebut.
Pemimpin tertinggi negara republik Islam Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk serangan di kedutaan tersebut. "Seperti serangan Kedutaan Inggris sebelumnya, ini melawan negara (Iran) dan Islam. Saya tidak menyukai ini," katanya, mengacu kepada penjarahan massal Kedutaan Inggris di Teheran pada 2011.
Presiden Iran Hassan Rouhani juga mengutuk serangan tersebut karena sama sekali tidak dapat dibenarkan dan menyerukan pihak pengadilan untuk menyidangkan mereka yang dituduh terlibat.
Sebelumnya, Iran menyatakan telah menangkap 40 orang atas serangan terhadap kedutaan tersebut di Teheran dan empat lainnya setelah kantor konsulat juga dibakar di Mashhad. Insiden tersebut juga memicu ketegangan antara Riyadh dan Teheran. Bahkan, Amerika Serikat dan Cina turun tangan untuk meredakan ketegangan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry Sabtu lalu, mengadakan kunjungan kerjanya ke Saudi setelah menghadapi pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Sementara, Presiden Cina, Xi Jin-ping melakukan hal yang sama ke Iran.