REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia menangkap tujuh anggota kelompok militan ISIS dalam operasi tiga hari yang dilakukan di seluruh negara Asia Tenggara. Operasi itu diluncurkan di empat negara sejak 22 Januari menjelang konferensi internasional, Senin (25/1). Operasi tersebut merupakan upaya melawan ekstremisme dan deradikalisasi.
Polisi mengatakan, para tersangka telah menerima instruksi untuk melakukan serangan di Malaysia oleh anggota ISIS, termasuk Bahrun Naim. Bahrun merupakan seorang militan Indonesia yang menjadi otak dalam serangan bunuh diri dan penembakan di Jakarta pada 14 Januari lalu.
"Semua tersangka adalah anggota yang sama yang bertanggung jawab merencanakan serangan teror di lokasi strategis di seluruh Malaysia," kata Petugas Kepolisian Khalid Abu Bakar dilansir dari Channel NewsAsia, Ahad (24/1).
Ia mengatakan, para tersangka diberikan perintah oleh Muhammad Wanndy Mohamad Jedi yang merupakan warga Malaysia dan dikenal sebagai perekrut ISIS. Ia sebelumnya dikaitkan dengan video pemenggalan di Suriah.
Penangkapan ini dilakukan setelah penangkapan seorang tersangka militan pada 15 Januari lalu yang mengaku merencanakan serangan bunuh diri di Kuala Lumpur.
Ketujuh tersangka adalah warga Malaysia yang berusia 26 hingga 50 tahun. Di antara barang yang disita dalam operasi, yakni peluru, buku-buku tentang jihad, bendera ISIS, dan video propaganda.
Salah satu tersangka diyakini bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana kepada warga Malaysia yang ingin bergabung dengan ISIS di Suriah. Dana tersebut juga akan diunakan untuk mendanai operasi teroris di Malaysia.