Senin 25 Jan 2016 15:02 WIB

'Harga Premium Indonesia Lebih Mahal dari Bensin di Malaysia'

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
 Warga sedang mengisi BBM pada kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Warga sedang mengisi BBM pada kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri menilai, seharusnya harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia bisa lebih murah mengacu pada harga minyak dunia yang masih rendah. Namun, menurut dia, kondisi saat ini justru dinikmati oleh PT Pertamina (Persero) semata.

Faisal menjelaskan, penurunan harga minyak yang mencapai level terendah dalam 12 tahun terakhir ini, yakni sekitar 29 dolar AS, jauh berbeda dengan harga minyak mentah Indonesia (ICP) 2016 yang disepakati 50 dolar AS per barel.

"Harga minyak saya periksa tadi WTI itu 29,87 dolar per barel, untuk Brent 29,25 dolar per barel‎. Ini terendah dalam 12 tahun terakhir," kata Faisal, Senin (25/1). 

Menurut dia, penurunan harga minyak dunia saat ini tidak diimbangi dengan penurunan harga BBM. (Baca: Menteri ESDM: Harga BBM Belum Bisa Diturunkan Lagi)

Faisal menyebut, seperti harga BBM dengan RON 88 atau Premium masih lebih tinggi dari harga BBM dengan RON 95 di Malaysia. "Walaupun sudah diturunkan harga Premium itu sekarang Rp 7.050 per liter. Premium itu RON 88. Di Malaysia, harga RON 95 Rp 5.916 per liter," ucapnya.

Dari kondisi yang ia sebutkan di atas, Faisal menilai penurunan harga minyak dunia justru tidak bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat. "Tapi, kita tidak seluruhnya menikmati. Jadi, yang paling besar untungnya adalah Pertamina," ujarnya menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement