REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekjen Persatuan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau mengatakan, dalam pengelolaan Lembaga Konservasi (LK) terdapat beberapa kendala.
Salah satu kendala adalah penanganan serius dan pemikiran bersama terutama dalam hal pembiayaan dan keberlanjutan teknis pengelolaannya.
"Karena kebijakan dan sumber daya manusia yang sering berganti seiring bergantinya pucuk pimpinan", kata Tony dalam acara Workshop Global Spesies Management Plan Untuk Banteng, Anoa dan Babirusa di Cisarua, Bogor, Senin (25/1).
Menurut Tony, selama ini dalam pengelolaan LK, masih belum menerapkan kesejahteraan satwa berbasis lima domain dan hanya mementingkan satwa koleksinya sebagai objek yang dipertontonkan kepada pengunjung.
Selain itu, dalam pengelolaan satwa di LK khususnya dalam mengelola Anoa, Babirusa dam Banteng masih belum memiliki fasilitas perkandangan dan peragaan yang memenuhi standar minimal dan belum memenuhi standar kesejahteraan satwa yang telah ditetapkan.
"Untuk itu, mari kita terus belajar dan janganlah malu untuk bertanya, jangan pelit dan miskin komunikasi karena ketidaktahuan akan membawa kebodohan yang tidak saja akan merugikan diri kita sendiri, namun berdampak pada nama baik dan citra bangsa Indonesia di mata dunia," jelas Direktur Taman Safari Indonesia (TSI).