Senin 25 Jan 2016 17:47 WIB

Daging Ayam di Purwakarta Tembus Rp 45 Ribu

Rep: ita nina purwasih/ Red: Taufik Rachman
Pedagang daging ayam menunggu pembeli, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Kamis (21/1).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Pedagang daging ayam menunggu pembeli, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Kamis (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Sejumlah warga Kabupaten Purwakarta, Jabar, mengeluhkan soal mahalnya harga daging ayam potong. Saat ini, harga daging ayam di wilayah ini mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Kenaikannya, sangat signifikan. Sehingga, dinilai membebani masyarakat.

Ratna Suminar (26 tahun), ibu rumah tangga asal Gg Flamboyan, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, mengatakan, harga ayam potong sangat mahal. Padahal, biasanya hanya Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu per Kg. Sekarang, sampai tembus Rp 45 ribu per Kg.

"Padahal, saya belinya di distributor ayam potong yang ada di Jl Baru. Tapi, sangat mahal," ujar Ratna, kepada Republika, Senin (25/1).

Menurut Ratna, mahalnya harga daging ayam potong ini sepertinya akibat imbas dari langkanya daging sapi. Kelangkaan daging sapi, efek diterapkannya PPN 10 persen bagi pedagang. Sehingga, pedagang pada mogok jualan.

Karena, daging sapi langka di pasaran, masyarakat jadi beralih ke daging ayam potong. Sehingga, harga daging ayam terus merangkak naik. Dengan kondisi ini, yang dirugikan masyarakat. Sebab, bahan pangan itu harganya jadi semakin tak terjangkau.

"Kami ingin ada intervensi pemerintah. Supaya, harga daging ayam normal lagi," ujar Ratna.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, akan segera berkomunikasi dengan para pedagang daging sapi maupun ayam potong. Komunikasi ini menyari solusi agar harga bahan pangan itu tidak membebani masyarakat.

"Untuk meringankannya, bisa retribusi pasarnya di hapus, serta menggratiskan biaya sewa ruko di pasar pemerintah. Supaya, pedagang tak terlalu mahal menjual dagangannya," ujar Dedi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement