REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Lembaga donor dunia, Bill and Melinda Gates Foundation berkomitmen menyalurkan bantuan 300 juta dolar AS. Dana tersebut untuk menyukseskan program Keluarga Berencana (KB) di negara-negara yang membutuhkan, khususnya membantu mencegah perempuan dan gadis muda dari kematian akibat kehamilan tak diinginkan atau melahirkan pada usia terlalu muda melalui penyediaan alat kontrasepsi.
“Memperbanyak jumlah dan jenis alat kontrasepsi sangat penting. Data 30 tahun terakhir menunjukkan ketika satu metode kontrasepsi diterapkan, maka penggunaannya bisa meningkat hingga delapan persen disatu negara,” kata Presiden Pembangunan Global di Bill and Melinda Gates Foundation, Christopher Elias di International Conference on Family Planning (ICFP) 2016, Nusa Dua, Senin (25/1).
Christopher memaparkan pihaknya mengidentifikasi tiga langkah untuk mengakselerasi kemajuan capaian KB 2020. Pertama, melalui advokasi. Ada kebutuhan untuk memastikan seluruh perempuan dan anak bisa mengakses alat kontrasepsi. Ketika anak perempuan bisa mengakses alat kontrasepsi, mereka bisa mencegah kehamilan tak diinginkan, menyelesaikan pendidikan, menjarangkan kelahiran, dan akhirnya berkontribusi pada perekonomian nasional.
Kedua, meningkatkan kualitas layanan KB pada perempuan. Lembaga donor berbasis di Amerika Serikat ini melibatkan sektor swasta untuk memfasilitasi konseling, informasi, dan akses komprehensif berbagai alat kontrasepsi, terutama alat kontrasepsi jangka panjang.
Ketiga, mendanai program-program yang memperluas pengetahuan dan akses remaja terhadap alat kontrasepsi. Tim ahli, kata Christopher telah melakukan evaluasi di negara-negara, seperti Kenya, India, dan Senegal. Program di sana berhasil meningkatkan kualitas pelayanan serta pilihan akses kontrasepsi bagi perempuan dan gadis muda.
Penggunaan alat kontrasepsi di 19 kota di Senegal misalnya bisa meningkat 24 persen. Banyak pemerintah daerah yang akhirnya mereplikasi solusi ini. Ke depannya, Bill and Melinda Gates menawarkan insentif donor untuk memperluas program serupa di Asia dan Afrika.