Selasa 26 Jan 2016 08:20 WIB

Pemerintah Menyayangkan Hengkangnya Ford dari Indonesia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung mengamati sedan Ford dalam pameran Indonesia International Motor Show di Jakarta, bulan Augustus tahun 2015.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Pengunjung mengamati sedan Ford dalam pameran Indonesia International Motor Show di Jakarta, bulan Augustus tahun 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan menyayangkan keputusan Ford Motor Indonesia (FMI) untuk menghentikan operasionalnya di Tanah Air. Pasalnya, semakin jauh kemungkinan Ford akan membangun fasilitas industri di Indonesia.

"Hal tersebut memang sangat disayangkan, dan sepengetahuan kami sampai saat ini Ford Motor Indonesia belum memiliki fasilitas industri disini," ujar Putu kepada Republika, Selasa (26/1).

Putu mengatakan, dia telah menerima surat pengunduran diri Ford Indonesia melalui email. Menurutnya, Ford tetap berkomitmen untuk melayani pasar global dan pelayanan servis serta garansi kepada konsumen.

Keputusan Ford untuk menutup operasionalnya di Indonesia karena adanya dinamika pasar yang tidak memungkinkan untuk bersaing secara efektif. Untuk selanjutnya, Ford akan mengkonsentrasikan sumber daya yang ada di tempat lain.

Baca juga: Ford Mundur dari Indonesia, Bagaimana Nasib Konsumen?

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement