Selasa 26 Jan 2016 10:10 WIB

Muhammadiyah Pastikan LGBT tak Dibenarkan Ada di Indonesia

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Angga Indrawan
Ilustrasi kelompok LGBT
Foto: EPA/Ritchie B. Tongo
Ilustrasi kelompok LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan pandangannya terkait fenomena lesbian dan gay yang sedang menyerang kalangan kampus. Menurut Haedar, fenomena tersebut merupakan pertanda bahwa kebebasan hak asasi manusia (HAM) dan gaya hidup liberal-sekuler mulai merasuki dunia pendidikan.

"Apalagi jika lesbian dan gay itu telah menjadi gerakan sosial yang dikonstruksi dalih hak asasi manusia," kata Haedar saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/1). 

Haedar menegaskan bahwa lesbian dan gay tidak dibenarkan di Indonesia karena Indonesia bukanlah negara sekuler, melainkan negara berfalsafah Pancasila yang sila pertamanya jelas menegaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di Indonesia, agama menjadi sumber nilai utama kehidupan bangsa yang juga merupakan mayoritas Islam. Oleh karena itu, Haedar mengimbau pihak kampus di Indonesia harus memiliki koridor kehidupan berbasis Pancasila dan agama agar terhindar dari paham-paham menyimpang.

Baca juga: Menanggapi LGBT, Muhammadiyah Serukan Umat Menjaga Ajaran Islam

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement