Selasa 26 Jan 2016 13:47 WIB

Begini Cara Homoseksual Menular

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Citra Listya Rini
Demonstrasi mengecam kaum homoseksual. Ilustrasi
Foto: AP
Demonstrasi mengecam kaum homoseksual. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Alfa Restu Mardhika mengatakan, penyimpangan seksual, seperti homoseksual, bisa menular kepada orang lain. Ini sebenarnya penyakit menular.

"Cara menularnya, misalnya, ada penderita homoseksual. Maka, ia akan mencari pasangan homoseksual," kata Alfa, Selasa (26/1).

Penderita homoseksual tersebut kemudian mengajak pacarnya untuk berhubungan seksual. Pacarnya tersebut mendapatkan balasan berupa kebutuhan materi terpenuhi atau kasih sayang yang berlebihan.

"Bahkan, kasih sayang yang diberikan oleh pasangan sesama jenis itu jauh lebih besar daripada yang diberikan oleh pasangan heteroseksual. Meskipun mereka juga punya kecenderungan lebih posesif," ujar Alfa.

‪Saat pertama kali berhubungan badan, kata Alfa, mungkin pacar penderita homoseksual itu awalnya merasa tak enak. Namun, karena sering dilakukan dan terus-menerus, akhirnya kecanduan dan dia sepenuhnya menjadi homoseksual.

"Saat kecanduan seks sesama jenis terjadi, itulah saat ia menjadi homoseksual sepenuhnya. Ini seperti rokok, awalnya tak enak, tapi kalau dikasih terus-menerus, ya jadi candu," ujar Alfa.

Kemudian, setelah pacar penderita homoseksual sudah menjadi homoseksual sepenuhnya, si penderita homoseksual yang pertama akan merasa bosan karena sudah sama-sama "lemas" alias jadi homoseks. Kemudian, mereka putus.

Lalu, masing-masing penderita homoseksual yang awalnya berpasangan itu kemudian mencari pasangan sendiri-sendiri. Begitulah cara homoseksual menular dan makin banyak.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement