Selasa 26 Jan 2016 14:48 WIB

Ford Tutup Bisnis, Investasi Otomotif Indonesia Dinilai Tetap Menarik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
ilustrasi kegiatan di industri otomotif.
Foto: (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean )
ilustrasi kegiatan di industri otomotif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, investasi kendaraan bermotor di Indonesia masih sangat tinggi. Sampai saat ini, kata dia, ada beberapa investor yang melakukan ekspansi pabrik dan membangun pabrik baru.

Saleh menyebutkan, pabrikan asal Cina yakni SAIC - GM- Wuling sedang membangun pabrik dengan nilai investasi sebesar 750 juta dolar AS. Selain itu, Mitsubishi membangun pabrik dengan nilai investasi Rp 6 trilun dan Isuzu juga telah berekspansi dengan nilai investasi Rp 3,5 triliun.

"Saya kira ini bukti bahwa investasi kendaraan bermotor di Indonesia masih menarik dan atraktif," ujar Saleh di Jakarta, Selasa (26/1).

Menurut Saleh, pemerintah Indonesia terus berupaya kepada pabrikan otomotif mana pun untuk membangun dan mengembangkan pabrik di Tanah Air. Selain itu, pemerintah juga telah memberikan sejumlah insentif sebagai daya tarik bagi investasi industri manufaktur yakni dengaan insentif pajak, tax holiday, dan tax allowance. Sementara, untuk industri komponen sudah diberikan fasilitas biaya masuk ditanggung pemerintah (BMDPT).

Terkait hengkangnya Ford dari Indonesia, Saleh mengatakan, pemerintah sudah meminta pabrikan kendaraan bermotor asal Amerika Serikat tersebut untuk membuka pabrik di Indonesia. Namun, Ford memiliki strategi pasar tersendiri dan pemerintah tidak bisa memaksakan.

"Masing-masing industri otomotif punya hitungan bisnis tersendiri, dan tidak bisa kita campuri," kata Saleh.

Saleh mengatakan, salah satu pasar kendaraan bermotor yang pertumbuhannya pesat adalah low cost green car (LCGC). Menurutnya, pasar LCGC saat ini cukup kompetitif dan pertumbuhan ekspornya cukup besar. Saleh mengakui, industri otomotif padaa 2015 memang agak lesu karena terjadinya pelemahan ekonomi global. Dia berharap, pada 2016 ini industri otomotif bisa kembali pulih dan ekspornya bisa meningkat.

Baca juga: Ini Penyebab Ford tak Bisa Bersaing di Pasar Indonesia

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement