REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Memperingati peristiwa Tsunami yang terjadi di Prefektur Tohoku pada 11 Maret 2011 lalu, sebuah pameran tahunan yang memjang boneka antik Hina dibuka di Tokyo. Beberapa buah dari boneka tersebut berasal dari daerah yang terkena sapuan tsunami.
Pameran Hyakudan Hinamatsuri yang bertempat di Hyakudan Kaidan akan dibuka hingga 6 Maret mendatang, lima hari sebelum perayaan peringatan Great East Japan Earthquake yang merusak Iwate, Miyagi dan Prefektur Fukushima. Pameran yang terletak di kompleks Meguro Gajoen ini merupakan aset budaya yang dijaga oleh Pemerintah Metropolitan Tokyo.
Dengan memamerkan sebanyak 500 boneka Hina dan 170 ornamen boneka lainnya, pameran ini menunjukan enam boneka dari kota Iwate dan Otsuchi yang ditemukan di lumpur dan puing-puing setelah sebulan terjadinya tsunami.
Dilansir Japantimes, boneka yang ditemukan tersebut dibuat pada Era Taisho (1912-1926) yang dimiliki oleh Seiko Matsuzaki. Suami pemilik boneka tersebut sengaja ingin memamerkan boneka koleksi almarhum istrinya kepada publik.
"Ketika boneka itu ditemukan, mereka sangat kotor dan berbau sangat busuk," kata Toyoshi dikutip dari Japantimes, Selasa (26/1).
Di samping itu, boneka-boneka Hina yang dipertujukan merupakan milik keluarga Katakura yang tinggal di Shiroishi, Prefecture Miyagi. Kepala kelurga, Katakura Kojuro, merupakan tangan kanan panglima perang Date Masamune, yang merupakan Raja Shiroishi Castle.
Boneka Hina secara tradisional ditampilkan untuk festival boneka Hina Matsuri yang diadakan pada 3 Maret. Festival ini bertujuan untuk kesejahteraan perempuan.
Kunio Kobayashi, seorang ahli boneka Hina, mengatakan bahwa boneka menampilkan 'seni wajah'. "Wajah boneka bervariasi, tergantung pada kapan dan di mana mereka dibuat," katanya. Dia menyararankan agar pengunjung menemukan wajah favorit dan menikmatinya.