REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekjen Persatuan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau mengatakan, populasi Banteng di Indonesia semakin menipis. Saat ini hanya ada sekitar 400 banteng yang tersisa.
"Bahkan di Baluran hanya ada sekitar 30 banteng," kata Tony, Senin (25/1).
Taman Safari Indonesia pun berusaha meningkatkan populasi banteng dengan pengembangbiakan genetik dengan memilah banteng agar tidak terjadi perkawinan sedarah antar banteng. Karena, perkawinan sedarah menyebabkan genetik mereka tidak bagus.
"Kami fokus pada populasi genetik spesies Banteng dan Banteng Jawa dan saat ini populasi genetik mereka yang paling bagus di TSI. Kita harus bisa memisahkan kalau memang sodara," jelasnya.
Pengembangbiakan tersebut, sambung Tony sudah berlangsung selama empat tahun. Dan TSI sudah berhasil menghasilkan tujuh banteng dengan genetik terbaik dan telah dikembalikan ke penangkaran taman nasional baluran.
Saat ini populasi spesies anoa, banteng jawa dan babirusa semakin kritis punah. Tiga satwa ini terus mengalami penurunan populasi lantaran adanya kerusakan habitat serta perburuan liar.
Bahkan, untuk Banteng di Jawa Timur seringkali diburu masyarakat karena dianggap merusak lahan pertanian dan perkebunan yang berada di sekitar Taman Nasional.
Menghadapi kondisi yang kritis punah, Persatuan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), European Association of Zoos and Aquaria (EAZA), Association of Zoos and Aquariums (AZA) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) melakukan kerjasama pengelolaan terpadu ketiga satwa tersebut.