Selasa 26 Jan 2016 16:16 WIB

Begini Cara Pesantren Cegah Santrinya Jadi Pelaku LGBT

Rep: C38/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi kelompok LGBT.
Foto: AP/Albert Cesare
Ilustrasi kelompok LGBT.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender LGBT kian marak di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi. Tak terkecuali di Kota Bekasi yang berbatasan langsung dengan Jakarta.

Sejumlah sekolah-sekolah Islam dan pesantren mengoptimalkan langkah preventif untuk mencegah perluasan fenomena LGBT. Pimpinan Yayasan At Taqwa, Bekasi, KH Amien Noer, menuturkan, LGBT merupakan fenomena yang berkembang di daerah perkotaan. Menurut dia, di lingkungan pesanten, masalah itu sudah selesai karena jelas dilarang.

"Kita sampaikan kepada para santri dan murid melalui taklim serta ceramah," kata Pimpinan Yayasan At Taqwa, salah satu lembaga pendidikan Islam terbesar di Bekasi ini, kepada Republika.co.id, Selasa (26/1).

Langkah yang diambil berupa upaya pencegahan. Salah satunya, pengondisian lingkungan sekolah dan asrama.

Di Yayasan At Taqwa, para santri sengaja tidak ditempatkan dalam kamar-kamar di asrama. Pasalnya, kata KH Amien, bila santri ditempatkan dalam kamar-kamar, akan memungkinkan terjadinya peristiwa seperti itu.

Yayasan, kata dia, memilih untuk menempatkan santri dalam bentuk barak yang dihuni 20-25 orang. "Sudah dari lama kita atur. Kami sudah memperhitungkan hal seperti itu," kata Kiai Amien Noer menambahkan.

Kalau ada gejala sedikit saja, yayasan sigap mengantisipasi. Alhasil, sejauh ini tidak pernah ditemukan kasus-kasus seperti itu di lingkungannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement