Selasa 26 Jan 2016 17:09 WIB

Ikatan Alumni MAN IC Aktif Beri Bimbingan

Rep: c35/ Red: Damanhuri Zuhri
Siswa MAN Insan Cendekia
Siswa MAN Insan Cendekia

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kepala Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN-IC), Persahini Sidik mengungkapkan, pihaknya memberikan pembinaan khusus kepada siswa kelas XII.

Pembinaan khusus yang bukanlah program baru di MAN IC Serpong ini diberikan sebagai program pengenalan dunia luar, khususnya dunia kampus. Hal ini agar siswa kelas XII tidak salah langkah dalam memilih komunitas nantinya ketika menjalani kehidupan aktivitas kampus.

Menurut Peny, alasan diberikan bimbingan agama kepada siswa kelas XII, mengingat siswa MAN IC sudah terbiasa berada di lingkungan yang selalu diajarkan kebaikan selama tiga tahun di asrama MAN IC.

Pembinaan khusus bagi siswa kelas XII itu, ungkap Peny, biasanya hanya memberikan pengetahuan tentang aliran-aliran yang dianggap sesat yang mengaku sebagai aliran Islam.

Hal itu dilakukan karena pernah terjadi pada alumni MAN IC yang sempat terjerat aliran yang salah, sehingga membuat alumni yang bersangkutan jauh dari keluarganya.

Kemudian orang tua siswa yang kuliah di perguruan tinggi negeri ternama itu meminta bantuan kepada MAN IC Serpong. Akhirnya MAN IC Serpong yang masih memiliki ikatan alumni yang sangat kuat bisa mengembalikan anak yang bersangkutan ke orang tuanya dan keluar dari aliran tersebut.

Kejadian yang terjadi sekitar tahun 2003 tersebut menjadi pelajaran bagi MAN IC Serpong untuk lebih mewaspadai kemungkinan yang terjadi pada alumni mereka ketika menginjak masa perkuliahan.

Tak hanya itu, ikatan alumni yang masih kuat terkoneksi dengan madrasah membuat kekeluargaan alumni MAN IC semakin terpupuk. Sehingga, jika ada permasalahan yang dialami alumninya MAN IC bisa segera dengan sigap mengadvokasi memberikan solusi, seperti halnya yang terjadi pada kasus terjebak pada aliran sesat tersebut. Demikian pula yang juga akan dilakukan MAN IC Serpong jika ada alumninya yang terjebak LGBT.

Kendati demikian, Peny berharap agar hal itu tidak sampai terjadi pada alumninya, yang sebagian besar tersebar di perguruan-perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia itu. Terlebih ketika melihat maraknya budaya LGBT di lingkungan kampus.

"Namun penanaman agama kepada siswa-siswi kami sudah sejak masuk madrasah dan dilaksanakan rutin, sehingga hal itu diharapkan sudah cukup untuk memberikan pemahaman kepada para siswa bahwa LGBT itu dilarang agama," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement