REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan serangan udara militer Rusia dalam mendukung pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad telah membantu mengubah situasi di Suriah, Selasa (26/1).
"Tindakan angkatan udara Rusia dalam menanggapi permintaan dari pimpinan Suriah benar-benar telah membantu mengubah situasi di negara itu, membantu mengurangi wilayah yang dikuasai oleh teroris," kata Lavrov dalam konferensi pers tahunan utamanya.
Rusia memulai operasi militer pemboman pada September tahun lalu untuk mendukung mereka yang berjuang untuk sekutu lamanya Presiden Assad. Tahun lalu para pilot Rusia melakukan lebih dari 5.000 serangan udara mendadak.
Negara-negara Barat telah menuduh Rusia telah menargetkan para pemberontak moderat yang melawan rezim Assad serta menimbulkan korban sipil. Namun, pemerintah Rusia menegaskan serangan-serangan itu untuk menangani kelompok-kelompok "teroris", seperti ISIS.
Pasukan pendukung Assad baru-baru ini meraih beberapa kemenangan utama di Suriah. Pasukan rezim yang didukung oleh puluhan serangan udara Rusia semalam menangkap kubu pemberontak Sheikh Miskeen yang berada dekat perbatasan dengan Yordania, kata Observatorium HAM Suriah yang berbasis di Inggris, Selasa.
Pesawat-pesawat tempur Rusia dari Jumat sampai Ahad melakukan 169 penerbangan, membom hampir 500 target, kata kementerian pertahanan Rusia, Senin (25/1).