Selasa 26 Jan 2016 21:21 WIB

Parkir Meter Jadi Potensi PAD Kota Bekasi

Rep: C38/ Red: Israr Itah
Mesin parkir meter.  (Republika/Agung Supriyanto)
Mesin parkir meter. (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi telah menerapkan sistem parkir meter di tiga titik Kota Bekasi. Penerapan sistem parkir meter ini diperkirakan dapat mendongkrak potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bekasi hingga Rp 1,338 miliar pada 2016.

"Parkir meter adalah salah satu solusi untuk memecahkan masalah parkir dan menunjang Bekasi menjadi smart city," kata Kepala Seksi Parkir Dinas Perhubungan, Johan Budi, dalam Diskusi FGD 2016 'Pro dan Kontra Parkir Meter' di RM Wulansari, Bekasi, Selasa (26/1).

Johan Budi menguraikan, penerapan sistem parkir meter memiliki sejumlah keuntungan. Sistem ini memudahkan masyarakat melakukan pembayaran parkir, mendongkrak potensi peningkatan PAD, dan memberi kejelasan pendapatan kepada juru parkir.

Saat ini, sistem parkir meter di Kota Bekasi telah diujicobakan di tiga titik. Pertama, di kawasan Ruko Galaxi sebanyak 10 mesin. Kedua, wilayah Alun-Alun Bekasi sebanyak enam mesin.

Ketiga, ruas Jalan Haji Juanda sebanyak empat mesin parkir meter. Uji coba ini dilakukan untuk melihat kemampuan sistem parkir, respons masyarakat, serta komparasi pendapatan sebelum dan sesudah menggunakan parkir meter.

Dalam kesempatan tersebut, Johan Budi kemudian membeberkan komparasi pendapatan sesudah dan sebelum parkir meter di Kota Bekasi selama lima bulan pertama proses uji coba. Tidak main-main, kenaikan pendapatan parkir mencapai angka puluhan juta rupiah.

Di kawasan Galaxy, pendapatan parkir yang semula 12 juta melonjak 352 juta. Di Alun-alun Bekasi, dari 6 juta menjadi 128 juta. Sementara, di ruas Jalan Juanda pendapatan naik dari 8 juta mencapai 97 juta rupiah. "Kami yakin dengan sistem ini PAD dari sektor parkir akan meningkat," kata Johan Budi yakin.

Kendati demikian, Johan Budi mengungkapkan, sistem parkir meter ini masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya, perilaku pengguna jasa parkir yang tidak mau membayar kepada operator mesin.

Sebagian warga juga masih apriori dengan sistem yang baru ini. Belum lagi, pemilik toko yang takut kehilangan omzet dan pihak-pihak tertentu yang tidak mau kehilangan pemasukan.

Pengelola parkir meter Kota Bekasi PT Pan Satria Sakti (PSS), Budi Hartono, menambahkan, penerapan parkir meter ini diakuinya memang belum maksimal. Pihaknya masih terbentur dengan legalitas karena hanya mengantongi Perwal tentang uji coba parkir meter elektronik. Sebanyak 25-30 persen pendapatan parkir meter juga masih hilang.

"Tidak mudah mengubah konsep paradigma konvensional menjadi berbasis teknologi. Warga belum benar-benar siap, lain halnya di luar negeri," kata Budi Hartono. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement