REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Utusan khusus perserikatan bangsa-bangsa (PBB) untuk Suriah, Staffan de Mistura telah mengirimkan undangan kepada peserta pembicaraan Suriah yang dijadwalkan di Jenewa, Swiss pekan ini. Namun, daftar pihak siapa saja yang diundang dalam pembicaraan Suriah menuai kontroversi.
PBB, Selasa (26/1) tidak mengatakan berapa peserta yang telah diundang atau berapa banyak kelompok yang mungkin berpartisipasi. Setelah undangan dikirim, muncul laporan yang saling berbeda yaitu siapa saja kelompok dan individu yang diundang. Salah satu isu yang diperdebatkan adalah faksi Kurdi yang mengendalikan wilayah yang luas dari Suriah utara akan diundang.
Rusia, mengatakan, pembicaraan sebaiknya melibatkan Kurdish Democratic Union Party (PYD), serta pihak lainnya yang mewakili masyarakat Suriah.Namun, Turki sebelumnya menentang keterlibatan PYD atau kelompok sayap bersenjata People's Protection Units (YPG) dalam pembicaraan Jenewa.
‘’Turki akan memboikot pembicaraan jika PYD diundang,’’ ujar Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu seperti dikutip dari laman Al Jazirah, Rabu (27/1).
Wartawan Al Jazirah melaporkan pemimpin PYD tidak diundang ke pembicaraan.
"Kami berbicara dengan pemimpin PYD, Salem Muslim, yang ada di Swiss. Tetapi dia mengatakan tidak diundang untuk pembicaraan," katawartawan Al Jazirah.
Komite Negosiasi Tinggi oposisi (HNC), yang dibentuk di Riyadh, mengatakan akan memutuskan Rabu apakah akan mengambil bagian dalam pembicaraan itu.
Komite itu mengatakan sedang menunggu tanggapan dari PBB untuk satu permintaan. Jika tidak dipenuhi, kelompok ini menegaskan tidak akan menghadiri pembicaraan. Pemerintah Suriah mengatakan akan hadir dalam perundingan tersebut.
Sebelumnya, De Mistura mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada Senin bahwa pembicaraan damai akan dimulai di Jenewa pada Jumat (29/1) dan diperkirakan berlanjut selama enam bulan.