REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengatakan, apa yang terjadi pada masyarakat Palestina adalah manusia yang tertindas dan bereaksi terhadap pendudukan. Sikap tersebut merupakan sifat manusia.
Ban mengatakan, sikap masyarakat Palestina merupakan sifat manusia ketika masyarakat tertindas bereaksi terhadap pendudukan. Berbicara di dewan keamanan PBB, Ban mengatakan, gelombang serangan Palestina didorong oleh rasa yang putus asa yang mendalam di antara beberapa warga Palestina, khususnya anak muda.
‘’Frustrasi penduduk Palestina tumbuh di bawah pendudukan selama setengah abad dan kelumpuhan proses perdamaian," katanya seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (27/1).
Ban menyebutkan, sebagai bangsa yang tertindas puluhan tahun, itu adalah sifat manusia untuk bereaksi terhadap pendudukan. Dia mengutuk serangan terhadap warga Israel akhir-akhir ini, tapi ia meragukan komitmen pembentukan negara Palestina. Lebih dari 155 warga Palestina, 28 warga Israel, serta seorang penduduk Amerika dan Eritrea tewas dalam kekerasan sejak Oktober 2015. Pada Senin (25/1), seorang wanita Israel berusia 24 tahun ditusuk di sebuah permukiman Tepi Barat. Itu merupakan serangan ketiga dalam 10 hari terakhir.
Warga Palestina mengeluh bahwa Israel sedang membangun pemukiman di wilayah yang diinginkan menjadi bagian negara Palestina.
‘’Israel telah menyetujui pembangunan 153 rumah pemukim baru di Tepi Barat,’’ kata lembaga swadaya masyarakat (LSM) Peace Now, Senin (25/1).
Peace Now menambahkan, langkah ini menandai berakhirnya pembekuan konstruksi informal di Tepi Barat yang berlangsung selama 18 bulan. "Komentar dari Sekjen PBB mendorong teror. Tidak ada pembenaran untuk teror,’’ kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Netanyahu menuding PBB telah kehilangan netralitasnya sejak lama.