REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Poltikus Golkar Adies Kadir mengatakan, berbaliknya sikap partai Golkar dari oposisi menjadi partai pendukung pemerintah tidaklah abadi. Dalam politik, segala sesuatunya dinamis, bergantung apa kepentingan partai.
"Tidak ada yang namanya politik itu menjilat ludah sendiri, politik itu cair, mengikuti perkembangan. Jadi kalau hari ini kita punya kepentingan, kemudian kita bersebrangan dengan seseorang, berarti kan kepentingannya lain, berarti kita berpisah dulu," kata Adies kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/1).
(Baca juga: Dukungan Golkar ke Pemerintah Dinilai Hanya untuk Kedudukan Hukum)
Menurutnya, ketika kepentingan Golkar sama, maka pihaknya akan bersama lagi dalam KMP. Yang penting, kata Adies, untuk partai Golkar adalah selama pemerintah kebijakannya prorakyat, haruslah didukung.
Adies menyatakan, deklarasi di Rapimnas baru cikal bakal, karena semua yang merupakan rekomendasi dari Rapimnas, akan dibicarakan di munas. "Lalu nanti keluarlah rekomendasi dari munas, munas kan ada rekomendasi juga, ada pernyataan politik juga di munas," jelasnya.
Adies yang merupakan anggota Komisi III DPR menyatakan, bisa saja dalam perjalannya Golkar kembali merubah sikapnya. Namun, perubahan itu bisa terjadi kalau ada sesuatu yang betul-betul signifikan. Misalnya, tiba-tiba pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menzalimi masyarakatn.
"Tapi selama ini kan kita lihat, pemerintahan Jokowi ini kan on the track, masih prorakyat, kebijakannya juga bagus, jadi ya kita dukung," ucap dia.