REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Zaini Ahmad mengatakan untuk menghadapi fenomena radikalisme dan terorisme yang tengah merebak di Indonesia, diperlukan sinergi antara masyarakat dan pemerintah.
Menurutnya, selama ini belum ada tali pengikat yang dapat mewujudkan hal tersebut. Tak adanya pengerat untuk bersinergi, kata Zaini, terkadang membuat Indonesia lengah dalam menghadapi radikalisme dan terorisme. Dampaknya, insiden teror pun tak terhindarkan dan kerap menelan korban jiwa.
Melihat fakta tersebut, serta bercermin pada penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, Zaini menilai pondok pesantren dapat menjadi simpul berbagai elemen bangsa. Selain sebagai penangkal pemikiran-pemikiran radikal, pondok pesantren, kata dia, juga telah melahirkan cukup banyak pemimpin-pemimpin bangsa.
"Pondok pesantren bisa berperan menjadi tali pengikat," kata Zaini ketika menghadiri Rapat Pimpinan Nasional IPI di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Rabu (27/1).
Karena itu, IPI, kata dia, akan berupaya untuk terus bersinergi dengan pemerintah dan merangkul seluruh pesantren di Indonesia untuk mengatasi fenomena radikalisme dan terorisme di Indonesia. "Sebab kita butuh tali pengikat. Kalau tidak ada itu, kita akan lemah," ujarnya.