Rabu 27 Jan 2016 18:51 WIB

Mantan Gafatar Sumut akan Dibina di Penampungan Sementara

Rep: Issha Harruma/ Red: Ilham
Sejumlah eks-anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) beristirahat di Panti Sosial Bina Insan Cipayung, Jakarta Timur, Ahad (24/1).  (Republika/Wihdan)
Sejumlah eks-anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) beristirahat di Panti Sosial Bina Insan Cipayung, Jakarta Timur, Ahad (24/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Sumatera Utara (Sumut) akan segera dipulangkan ke daerah asal mereka masing-masing di Sumut.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, Hasban Ritonga mengatakan, ada 301 warga Sumut yang terdata menjadi eks anggota Gafatar.

"Sampai tadi baru 301 orang. Tapi ada kemungkinan akan bertambah dalam perkembangannya," kata Hasban usai rapat koordinasi penanganan pemulangan Gafatar Sumut di kantor Pemprov Sumut, Medan, Rabu (27/1). (Pramuka Siap Tampung Eks Gafatar di Cibubur).

Hasban mengatakan, kota Medan menjadi kota dengan eks anggota Gafatar terbanyak, yakni berjumlah 135 orang. Kota Binjai menyusul dengan jumlah 36 orang, Deli Serdang 25 orang, dan Batubara 24 orang.

Selanjutnya, dari Simalungun ada sebanyak 15 orang, Tebing Tinggi 14 orang, Langkat 13 orang, Padang Sidempuan 11 orang, Serdang Bedagai 10 orang, Asahan delapan orang, Sibolga tujuh orang, dan Tapanuli Utara tiga orang.

Menurut Hasban, para eks Gafatar Sumut saat ini masih berada di Mempawah, Kalimantan Barat. Nantinya, mereka akan ditempatkan di penampungan sementara di beberapa kesatuan TNI di sejumlah kabupaten/kota di Sumut. Pemilihan lokasi ini, kata Hasban, dengan mempertimbangkan fasilitas yang sudah ada di sana.

"Di sana kan MCK ada, tempat tidur ada. Baru nanti kita kirim petugas pendampingan dari provinsi. Itu sebelum dipulangkan (ke daerah masing-masing)," katanya.

Hasban mengatakan, saat ini, pihaknya masih menginventarisir persiapan yang perlu dilakukan untuk menampung para eks Gafatar yang pulang tersebut. Penempatan di tempat penampungan sementara, lanjutnya, agar pendampingan dan pembinaan mudah dilakukan.

"Nanti akan ada komunikasi face to face, biar leluasa melakukan pendalaman seperti tanya jawab dari semua aspek, seperti bagaimana wawasan kebangsaan mereka, akidah mereka dengan melihat agama masing-masing," kata Hasban.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement