REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kantor berita Jepang, Kyodo menuding Korea Utara sedang mempersiapkan peluncuran rudal jarak jauh dalam pekan ini, Kamis (28/1). Laporan tersebut mengutip pernyataan dari seorang pejabat Jepang yang tidak disebutkan namanya.

Sumber mengatakan, kemungkinan ini berdasarkan analisis citra satelit uji rudal di Tongchang-ri, Korut bagian pantai barat. Korut terakhir kali meluncurkan roket jarak jauh pada 2012.

Peluncuran ini sukses mengorbitkan objek yang para pakar percayai adalah bagian dari upaya membangun misil balistik antar benua. Korut beberapa waktu lalu mengklaim sukses meluncurkan rudal dengan hulu ledak nuklir.

Kyodo tidak melaporkan detail lainnya tentang analisis citra satelit tersebut. Laporan ini muncul ketika Dewan Keamanan PBB masih segar membahas sanksi lanjutan untuk Korut karena uji bom hidrogennya pada 6 Januari lalu.

Korut masih berada di bawah sanksi terkait program rudal dan nuklirnya. Pada Rabu di Beijing, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi sepakat ada sanksi signifikan baru untuk Korut. Namun keduanya belum menandatangani langkah konkrit.

Sementara, komandan Komando Pasifik AS, Laksamana angkatan laut AS, Harry Harris mengatakan sebelum Kyodo terbit, aliansi Jepang, Korsel, dan AS perlu diperkuat untuk melawan Korut.

Harris akan mendukung peninjauan ulang kemungkinan memindahkan situs pengujian pertahanan misil US Aegis di Hawaii. Menurutnya, sistem pertahanan misil mobile yang dikenal sebagai Terminal High Area Defense bisa ditempatkan di Korsel.

"Keputusan ini harus dibuat bersama oleh AS dan Korsel," kata dia. Sistem ini merupakan pertahanan untuk serangan rudal balistik.