REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyatakan ketertarikannya mengajak Iran untuk serius menjajaki kerja sama di sektor energi. Hal ini dilakukan terlebih setelah sanksi ekonomi atas Iran dicabut. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan, beberapa kerja sama yang sedang dijajaki adalah pengembangan LPG, pembangunan kilang, bisnis petrokimia, bahkan pembangunan fasilitas pembangkit listrik.
"Ada sejumlah opportunity yang sedang kita jajaki terus, termasuk Pertamina dan perusahaan Iran sudah menjajaki LPG dan kondensat. Mereka juga tertarik masuk ke kilang, petrokimia. Kita juga ingin memberi mereka kesempatan masuk ke listrik, terutama energi baru dan terbarukan," ujar Sudirman, Rabu (27/1).
Saat ini Iran mampu memproduksi LPG dengan volume 15 juta MT serta kondensat sebesar satu juta barel per tahun.
Iran dikabarkan akan membuka kesempatan bagi Indonesia untuk berinvestasi dalam bidang pupuk dengan lokasi yang ditawarkan berada di bagian selatan dekat berbatasan dengan Pakistan. Hal tersebut, katanya, mengingat harga gas di Iran sangat murah yakni sekitar dua dolar AS hingga tiga dolar AS per mmbtu. Rencananya delegasi Iran untuk energi akan datang pada Februari yang dilanjutkan oleh delegasi Iran untuk minyak dan gas.