Kamis 28 Jan 2016 11:02 WIB

Perusahaan Migas Nasional Mulai PHK Karyawan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Kilang minyak
Foto: VOA
Kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anjloknya harga minyak mau tak mau ikut berimbas pada efisiensi perusahaan minyak dan gas di semua lini. Salah satu pilihan terburuk yang bisa dilakukan oleh perusahaan migas adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya.

CEO Star Energy, Rudy Suparman mengaku dengan kondisi harga minyak saat ini, Star Energy harus mengurangi karyawannya hingga 40 persen. Namun, angka ini diprioritaskan untuk karyawan yang masuk masa pensiun. Rudy mengatakan, langkah ini bukanlah kebijakan yang diinginkan semua pihak, tetapi keputusan ini sebagai bentuk upaya perusahaan untuk bisa mempertahankan operasinya.

Salah satu cara untuk mengurangi karyawan adalah dengan tidak merekrut karyawan baru untuk mengganti karyawan yang resign maupun yang pensiun. Perusahaan pun telah melakukan komunikasi perihal penghematan yang dilakukan kepada seluruh karyawan pada Desember 2015 dan Januari 2016.

"Total karyawan yang berkurang memang mencapai sekitar 40 persen. Di usia pensiun, di perusahaan kami bisa mengurangi karyawan cukup banyak. Jadi tidak memutuskan hubungan kerja," jelas Rudy, Rabu (27/1).

Rudy merasa terpanggil untuk membicarakan ini kepada seluruh pegawainya sedini mungkin agar semua bersiap. Ia merasa, tidak adil bagi karyawannya apabila tidak diberitahu bagaimana kondisi yang sesungguhnya, terutama karena harga minyak yang terus turun hingga mencapai 20-an dolar AS per barel. Bahkan Bank Dunia menyatakan harga minyak akan menyentuh level harga 14 dolar AS per barel dan harga tertinggi hanya mencapai 37 dolar AS per barel.

"Di keadaan seperti itu, amit-amit kalau sampai terjadi, bukan 40 persen lagi tapi 100 persen sampai seperusahaan-perusahaannya. Makanya kami dengan segala cara berusaha menyelamatkan keadaan perusahaan," ujar Rudy.

Rudy juga menambahkan dengan kondisi harga yang dinamis saat ini, akibatnya perusahaan dipaksa untuk menyesuaikan biaya. Untuk itu ke depannya tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk mempertimbangkan menawarkan pensiun dini kepada karyawan.

Selain melakukan penghematan dari sisi biaya SDM, Rudy juga menjelaskan pihaknya melakukan penghematan di semua lini termasuk menahan belanja modal atau capital expenditure (capex). Sementara, biaya operasional atau operation expenditure (opex) dilakukan seefisien mungkin.

"Semua program yang bisa ditunda akan ditunda tahun depan. Sekarang ini kami fokus untuk survive," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement