Kamis 28 Jan 2016 17:06 WIB

Museum Surabaya Gelar Pameran Art Guruism

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Pengunjung mengamati koleksi Museum Surabaya ketika peresmian museum tersebut di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (3/5).
Foto: Antara
Pengunjung mengamati koleksi Museum Surabaya ketika peresmian museum tersebut di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--- Berbagai kegiatan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk terus menerus meramaikan ruang publik di Museum Surabaya. Kali ini, Pemkot Surbaya menggandeng beberapa seniman untuk ikut meramaikan pameran bertajuk Art Guruism di eks Gedung Siola Jalan Tunjungan, Surabaya.

Pada pameran yang digelar selama empat hari itu pengunjung dapat menikmati berbagai macam karya lukisan artistik, instalasi seni hingga ratusan sketsa.

Pada pameran ini juga turut menampilkan karya seni hasil kolaborasi dosen, mahasiswa hingga alumni dari Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya.

Menurut Ketua Panitia Art Guruism, Ika Ismudiyahwati pameran tersebut menyuguhkan tema kental tentang sosok guru dengan pemikiran baru. Sosok guru yang dapat menyadarkan anak didik bahwa karya seni tidak hanya dibuat untuk dinikmati sendiri. tetapi dibuat seniman untuk semua lapisan masyarakat.

“Sebagaimana seni rupa pada umumnya, seni dapat berfungsi sebagai sarana therapist bagi penikmatnya. Ini merupakan event tersebesar yang diselenggarakan Universitas Adi Buana, menggabungkan seni instalasi, seni lukis dan sktesa dalam satu ruangan. Selain itu, universitas PGRI Adi Buana juga menggandeng pelajar SMA ITP (Intensif Taruna Pembangunan) untuk mengerjakan sketsa,” tutur Ika.

Lebih lanjut ia menjelaskan dalam pameran tersebut ada sedikitnya 100 sketsa, 11 instalasi seni, tujuh patung, dan sembilan lukisan yang dipamerkan.

Pada instalasi seni yang berjudul “Sang Patriot” oleh Anggi Heru, sang seniman menjelaskan bahwa sosok guru adalah sosok perwakilan pengetahuan, namun jarang mendapat apresiasi. Sang seniman menggambarkan sosok kemeja putih, kacamata, dan beberapa lembar buku yang di berikan torehan pena berbentuk lencana, dan digantung dengan tali bersama abjad-abjad.

“Saya berharap, agenda seperti ini juga bisa menjadi sarana untuk masyarakat umum dapat saling konsultasi karya mereka. Kami juga menyediakan spot kosong bagi masyarakat yang ingin pamer karya,” tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement