REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menjalankan proyek tol laut. Harapannya proyek ini bisa menekan harga barang, khususnya di kawasan Indonesia timur.
Meski demikian, tol laut belum seutuhnya bisa menanggulangi disparitas atau perbedaan harga di kawasan barat dan kawasan timur Indonesia. Keberadaan moda transportasi di setiap daerah menuju pelabuhan yang menjadi akses tol laut belum semuanya baik.
"Memang butuh waktu untuk menyamakan harga, karena disparitas harga bukan hanya pengaruh laut, tapi feedernya juga yang menghubungkan pelabuhan dengan kota tertentu," ujar Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB), Bambang Susantono, Kamis (28/1).
Bambang menjelaskan, dengan pengembangan tol laut, pemerintah pusat dan pemerintah daerah pun butuh mengembangkan moda transportasi di setiap daerah. Dengan pengembangan kemudahan transportasi dari pelabuhan ke pusat kota, barulah perbedaan harga ini akan bisa ditekan secara maksimal.
Mengenai evaluasi tol laut yang akan menggandeng ADB, Bambang menyebut belum mengetahui hal tersebut secara pasti. Namun dia bisa memastikan evaluasi ini setelah pihaknya bertemu dengan Menteri Bapenas dalam waktu dekat.
Meski demikian, Bambang menyebut bahwa pembicaraan awal untuk evaluasi ini telah ada. Karena sejak awal pembangunan proyek tol laut ADB telah membantu untuk membuat desain awal dan study awal, khusunya yang di Indonesia Timur.
"Dulu kita buat modeling bagaimana rute yang paling efisien dalam tol laut ini," papar Bambang.
Baca juga: Nilai Proyek Kereta Cepat Indonesia Lebih Mahal dari Iran