REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang menyebar ke kampus-kampus dapat membuat intelektual mahasiswa terganggu. Karena dengan adanya komunitas LGBT itu, mereka dapat merubah paradigma atau persepsi orang normal.
"Beberapa orang pintar malah mengaminkan tindakan ini, padahal tidak benar perilaku itu," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ronny Setiawan, Kamis (28/1).
Ronny menyesalkan karena mereka semua adalah kaum intelektual. Dia juga menekankan kepada pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka. Sementara sebagai Ketua BEM, ia hanya dapat melakukan sebisanya, seperti melakukan seminar dan kajian-kajian ilmiah tentang LGBT.
"Mereka lahir dari laki-laki dan perempuan. Bagaimana pun orang sesama jenis tidak mungkin dapat melahirkan," kata Ronny.
Memang BEM tidak dapat bergerak di kampus sendiri, kalau mengarah ke penyimpangan ini. Jadi pihaknya harus besinergi dengan lembaga Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), kerohanian kristen dan lainnya. "Seharusnya mereka punya peran di sana," tutur dia.