REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Pusat Teknologi Elektronika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Yudi Purwantoro menyebut lengan "robot" I Wayan Sutawan (Tawan) dari Bali bukan robot, tetapi sebuah alat bantu.
Yudi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara mengatakan, hasil karya Wayan jelas bukan robot karena definisi robot terus berkembang secara keilmuan.
"Dan saat ini yang disebut robot jelas memiliki sistem kepintaran. Yakni berdasarkan komputerisasi dan diinput sistem perintah dengan akurasi yang tinggi, dan ada sistem kendalinya," katanya. (LIPI: Lengan Iron Man Tawan Butuh Pembuktian Ilmu).
Karena itu, ia mengatakan, apa yang dibuat Wayan merupakan sebuah alat bantu saja, karena belum memiliki sistem kepintaran yang dimaksud. Namun demikian, apa yang dikembangkan Tawan seorang diri harus diapresiasi karena merupakan hal positif, kreatif, dan tepat guna.
Terkait pengembangan robot di Indonesia, Yudi mengatakan di beberapa perusahaan multinasional memang telah menggunakan robot. Namun itupun hasil pengembangan yang dibawa dari negara asalnya.
"Orang Indonesia juga mampu membuat robot. Bahkan kita sempat menjuarai kontes robot di tingkat internasional," kata dia.
Soal klaim mahasiswa di pendidikan tinggi swasta di Indonesia bisa membuat kursi roda yang bisa dikendalikan otak manusia, Yudi meragukannya. Sebab, sampai saat ini di dunia internasional belum ada satupun yang dapat membuat robot yang mampu dikendalikan nalar manusia.
"Hal itu mungkin sedang dikembangkan. Namun sampai saat ini masih sebatas tontonan film saja," kata dia.