REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, koperasi di Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dari negara-negara maju. Sehingga, koperasi mesti mendapatkan prioritas penting, agar bisa menambah pendapatan negara.
"Untuk membangun Indonesia, koperasi harus melakukan reformasi total untuk mengembalikan citranya," kata Puspayoga, saat pelantikan pengurus HKTI, Jakarta, Kamis (28/1).
Koperasi menurutnya, harus melakukan reorientasi, serta bekerja bersama HKTI agar lebih optimal. Menurut database dari kementerian, jumlah koperasi saat sekitar 209 ribu unit.
Hanya saja, sumbangsih terhadap PDB negara hanya 1,7 persen. Sementara Denmark 67 persen, belum lagi Jepang, Singapura, dan Amerika.
"Amerika yang katanya negara kapitalis, namun dari 300 koperasi terbaik di dunia, 100 diantaranya dari AS," ungkapnya.
Puspayoga menyatakan, ada sebanyak 62 ribu koperasi yang saat ini tidak aktif. Sementara, ada sekitar 140 ribu koperasi yang akan dibina pemerintah.
"Koperasi harus mementingkan kualitas daripada kuantitas. Semakin banyak koperasi, omset akan semakin bertambah. Inilah yang bisa menaikan sumbangan PDB," jelas dia.
Kalau tidak diubah, Puspayoga mengatakan sumbangan PDB dari koperasi semakin hari akan semakin menurun. Oleh karena itu, bagaimana pun juga PDB harus ditingkatkan dari koperasi.