REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum (ketum) organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful Manurung menolak jika organisasinya disebut sebagai perubahan dari Alqaidah Al-Islamiah. Padahal, Gafatar hanya fokus untuk bercocok tanam.
"Kalau, misalnya, metamorfosis kan sejenis dari ulat ke kepompong dan kupu kupu. Ini kan nggak. Setelah Gafatar selesai, kami hanya bercocok tanam. Tidak ada apa-apa, tidak ada lagi pembinaan, tidak ada," kata Mahful di Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Jumat (29/1).
Mahful juga menjelaskan, Gafatar sama sekali tidak ada hubungannya dengan Ahmad Moshaddeq. Menurut dia, Moshaddeq bagi para anggota Gafatar tak lebih dari guru pada umumnya.
"Tidak ada hubungannya dengan Ahmad Moshaddeq, (Moshaddeq) sama saja dengan guru-guru kami yang lain," ucap Mahful.
Karena itu, Mahful berharap agar Tim Pakem Kejaksaan Agung bisa mengambil sikap yang bijak dan adil sehingga mantan anggota Gafatar bisa kembali menjalani hidup dengan normal.
"Tim pakem semoga bisa mengambil sikap yang bijak dan adil sehinggga teman-teman bisa kembali ke hidupnya yang sudah terampas masa depannya di Kalimantan. Sukur-sukur kita bisa dikembalikan ke Kalimantan," ungkap Mahful.