Jumat 29 Jan 2016 16:43 WIB

Mensos: 4,1 Juta Anak Telantar di Indonesia

Rep: C38/ Red: Karta Raharja Ucu
Anak jalanan (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anak jalanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, tercatat ada 4,1 juta anak telantar di Indonesia. Kementerian Sosial akan membentuk clustering guna mendukung pengawasan LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak).

"Menurut catatan Kemensos, 4,1 juta anak telantar di Indonesia. Yang sudah terakreditasi dalam bentuk LKSA, sebanyak 5.700 LKSA," kata Mensos kepada Republika.co.id dalam peresmian Panti Asuhan Hidayah di Jatisampurna, Bekasi, Jumat (29/1).

Khofifah menambahkan, sementara ini ada pula LKSA yang sudah mendapatkan bantuan sosial, tapi belum terakreditasi. LKSA yang sudah mendapatkan bantuan tersebut berjumlah 8.200 unit.

Guna mendukung kesiapan lembaga sosial yang belum terakreditasi, menurut Mensos, Kemensos sedang membentuk clustering. Ada cluster A, B, dan C untuk memerinci kesiapan masing-masing panti. Dari 8.200 yang belum terakreditasi, baru sekitar 37 lembaga yang masuk cluster A.

"Kenapa kita mau membentuk clustering, untuk menyiapkan. Seperti ini kan panti asuhan baru, kalau pengasuhnya akan dimagangkan, maka yang cluster A itu artinya panti asuhan yang siap dipakai untuk magang bagi panti asuhan yang yang lain," kata Khofifah.

Mensos juga menekankan pentingnya akreditasi bagi lembaga-lembaga sosial anak. Hal itu penting untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekerasan dalam banyak hal, baik kekerasan fisik, psikis, maupun kekerasan seksual di panti-panti. Dengan adanya akreditasi, masing-masing Dinas Sosial bisa lebih intensif melakukan pengawasan.

Lebih lanjut, Khofifah menambahkan, saat ini di luar pemerintah ada asosiasi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak-Panti Sosial Asuhan Anak (LKSA PSAA) yang tengah mengadakan rakernas di Lombok, NTB. LKSA PSAA ini diharapkan akan melakukan pembinaan pendampingan agar komunikasi lebih efektif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement