REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, mengatakan TNI berpeluang menjadi titik sentral dalam pemberantasan teroris. Tetapi, hal tersebut harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
"Kemungkinan TNI menjadi sentral operasi pemberantasan teroris bisa saja. Kami lihat kondisi lapangan seperti apa. Sebab, kondisi lapangan berhadapan langsung dengan geografis sehingga tidak mudah untuk langsung menindak," ujar Badrodin kepada wartawan usai Rapim TNI - Polri 2016 di Jakarta, Jumat (29/1).
Dia melanjutkan, TNI pun dapat menangkap individu yang masuk dalam target operasi (TO) dan daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus teroris. Namun, jika TNI ingin tetap bersinergi dengan Polri selama operasi penangkapan teroris pun sangat mungkin dilakukan.
"Sudah satu satuan komando, meski ada di bawah polri, teroris bisa juga ditangkap oleh polisi, TNI atau bersama-sama," ucap Badrodin.
Badrodin menegaskan, kewenangan untuk langsung menangkap individu yang menjadi TO dan DPO dalam kasus teroris. Penangkapan dapat langsung dilakukan oleh polisi maupun TNI.