REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) melalui sekretaris jenderalnya, Heru Nugroho menegaskan alasan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk membubarkan BOPI terkesan dibuat-buat.
Dua alasan Menpan RB, adalah adanya tumpang tindih kewenangan antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Kemudian alasan kedua, yaitu untuk menghemat anggaran.
Dalam pers rilisnya, Heru menjelaskan jika BOPI juga termasuk lembaga yang sangat efektif dan efisien dalam menjalankan tugas maupun penggunaan anggaran. Sebagai catatan pada 2014 BOPI hanya mendapatkan anggaran Rp 1,5 miliar dan hanya terserap Rp 750 juta.
Pada tahun lalu, BOPI hanya mendapatkan anggaran Rp 1,38 miliar. Jumlah yang terbilang minim di tengah harus mengawasi begitu banyaknya olahraga profesional Indonesia yang ada saat ini.
Di samping itu, Heru menilai rencana menteri Menpan RB, Yuddy Chrisnandi membubarkan BOPI juga sangat lemah. Maklum, BOPI diperkuat lewat UU SKN Tahun 2005 dan PP Nomor 16 Tahun 2007 yang bila harus dibubarkan harus melalui judicial riview di Mahkamah Konstitusi.
“Alasan yang dikeluarkan Menpan RB terkesan bergurau. Mari kita senyum-senyum saja bila benar-benar dilakukan. Mau dibawa kemana olahraga professional negeri ini? tanya Heru dalam pers rilisnya, Jumat (29/1)
Namun jika BOPI dibubarkan pihak BOPI mengaku bakal legowo. Sebab, itu hak prerogratif Presiden tentunya berdasarkan hasil telaah. Namun, negara juga harus melihat dalam kaca mata yang lebih luas.
"Sebab banyak uang negara yang terselamatkan lewat peran dan fungsi BOPI,” Heru menegaskan. Rancana menonaktifkan 14 Lembaga Non Struktural (LNS), dan BOPI termasuk di dalamnya memang belum final. Maklum, semua masih harus dibahas dalam rapat koordinasi khusus (Rakorsus) bersama Menkopulkam.