Jumat 29 Jan 2016 18:45 WIB

Ratusan Eks Gafatar Ditampung di Youth Center DIY

  Sejumlah barang warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang baru turun dari KRI Banten saat tiba di Pelabuhan Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (27/1). (Republika/Yasin Habibi)
Sejumlah barang warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang baru turun dari KRI Banten saat tiba di Pelabuhan Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (27/1). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 236 eks Gafatar yang merupakan warga DIY ditampung selama tiga hari di Youth Center provinsi setempat. Mereka tiba pukul 15.30 dengan menggunakan lima bus dari Asrama Haji Donohudan, Surakarta. Ditambah satu truk pengangkut barang.

Saat ini para eks Gafatar tinggal di lima wisma Youth Center yang telah dikelompokkan berdasarkan jumlah kota dan kabupaten se-DIY. Antara lain Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Selain dijaga oleh polisi dan anggota TNI, seluruh fasilitas gedung milik Dinas Sosial DIY itu pun diaktifkan. Seperti toilet, unit kesehatan dengan tiga ambulan, dan dapur umum.

Anggota Taruna Tanggap Bencana (Tagana) yang juga merupakan petugas dapur umum, Apriyatun (25) menyampaikan, mulai Jumat (29/1) ada 400 porsi makanan untuk eks Gafatar yang dibuat di dapur umum Youth Center DIY. Selama tiga hari sebelumnya dapur umum juga sudah aktif menyediakan makanan bagi beberapa eks Gafatar yang telah tiba lebih dulu.

"Tapi kan jumlah eks Gafatar yang datang hari ini paling besar. Jadi yang kami siapkan juga banyak," katanya. Pengadaan logistik dan makanan sendiri dilakukan oleh Dinas Sosial DIY setiap harinya. Sementara 20 anggota Tagana yang tergabung di dapur umum hanya bertugas memasak.

Adapun jenis makanan yang disediakan cukup beragam. Dari mulai sayur, telur, daging, tahu, tempe, hingga buah-buahan. Makanan yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan gizi bagi orang dewasa dan anak-anak. Pengolahannya pun cukup bersih. 

Meski menunya sederhana, para eks Gafatar pun cukup menikmati makanan yang disediakan. Namun begitu mereka mengaku bingung terkait kelangsungan hidup selanjutnya. Pasalnya, walau pemerintah sudah menjamin kebutuhan hidup mereka untuk sementara waktu, para eks Gafatar masih belum tahu apa yang harus mereka kerjakan setelah keluar dari penampungan.

Misalnya eks Gafatar asal Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Misran (52). Ia mengatakan cukup bingung dengan nasibnya ke depan. "Ya gimana ya. Rumah di sini sudah saya jual. Sekarang bingung juga mau ngapain," katanya saat ditemui di Youth Center. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement