REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, mantan para pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dimungkinkan untuk tinggal di Jakarta. Ia mewacanakan pemberian rusun bagi mereka.
Menurut lelaki yang akrab disapa Ahok, para pengikut Gafatar akan diutamakan untuk dikembalikan ke keluarganya. Jika eks Gafatar mengaku tidak mempunyai KTP, maka ada data nasional. Selanjutnya, eks Gafatar berpeluang tinggal di rusun yang Ahok siapkan.
"KTP kita itu kan NIK-nya berlaku sama. Tinggal alamatnya aja. Kalau memang mereka tidak transmigran, kalau ada rusun kita mungkin akan sediakan rusun buat mereka.
Guna mencegah masalah semakin kompleks, Ahok meminta eks Gafatar tidak disatukan di satu tempat. "Tidak bisa kelompok (tinggalnya) nanti kaya film the raid lagi satu kelompok (tinggalnya kan) susah," katanya kepada wartawan di Balaikota, Jumat (29/1).
Mengenai urusan sewa jika nantinya eks Gafatar ditempatkan di rusun, Ahok merasa tidak memungut biaya sewa. Ia mengatakan, pengguna rusun hanya perlu membayar biaya operasional kebersihan, air atau listrik rusun.
"Ya normal saja (sewa rusun). Sebenernya enggak sewa loh DKI itu enggak pernah nyewain. Kamu cuma perlu bayar lima ribu per hari. Kalau yang pakai lift 15 ribu per hari. Anakmu dapat KJP, naik bus (Transjakarta) enggak bayar, sama saja kita yang nombokin kamu sebenernya tinggal di rusun," katanya.